Nama
Saya Mochamat Ari Fauzan, lahir pada tanggal 31 Maret 1995 di kota Banyuwangi.
Saya adalah anak ke lima dari Sembilan bersaudara. Ayah dan Ibu Saya bekerja
sebagai pedagang barang-barang kebutuhan rumah tangga. Ayah Saya orangnya sangat galak, sangat
bertentangan dengan Ibu Saya yang penyabar.sehingga, Saya dan Saudara-saudara
saya terkadang merasa tertekan. Ibu saya yang penyabar, mampu menenangkan hati
anak-anaknya, yang membuat mereka kuat terhadap sikap Ayahnya. Kami bukan orang
kaya yang memiliki tambang emas yang hartanya tidak akan habis walaupun
digunakan sampai tujuh turunan. Tapi, kami hanya memiliki usaha kecil yang
dikelola oleh kami sekeluarga. Ayah, Ibu bekerja di toko dengan dibantu oleh
semua anaknya. Mulai dari pagi hari, giliran anak laki-laki untuk membuka dan
membersihkan toko sebelum mereka berangkat ke sekolah. Ketika anak-anak
sekolah, ayah dan ibu menjaga toko sampai sore nanti. Menjelang malam, giliran
kami para anak yang menjaga toko dibantu oleh ayah dan ibu juga tentunya. Orang
tua kami tidak pernah memaksa kami untuk membantu. Tapi, ini semua atas
kesadaran kami sendiri. Orang tua kami mengajarkan anak-anaknya tentang kemandirian
dan kepekaan dalam hidup. Rutinitas seperti ini membuat kami bahagia.
Saya
mempunyai cita-cita menjadi seorang pengusaha. Orang tua Saya sangat mendukung
dan mereka juga bersedia untuk membiayai melanjutkan study ke perguruan tinggi. Saya senang sekali, karna dari Sembilan
saudara, saya lah yang pertama kali mendapat kesempatan untuk meneruskan study ke perguruan tinggi. Saya tidak
boleh menyianyiakan kesempatan itu, saya harus bersungguh-sungguh untuk belajar
disana. Tanggung jawab dan amanat yang saya emban, harus dilakukan dengan kesungguhan
yang mendalam.
Kendala
dalam hidup Saya adalah semangat yang sering naik turun. Berada jauh dari
keluarga seharusnya bisa mempunyai semangat yang tinggi. Namun, Saya malah
sering turun semangatnya. Mungkin, Saya masih belum terbiasa menghadapi kondisi
seperti saat ini. Kelihatannya Saya butuh
teman, Saya butuh sahabat, Saya membutuhkan seseorang yang mampu membuat Saya
kuat dan tetap semangat menajalani tanggung jawab ini. Hari demi hari dilalui,
Saya mulai bisa menemukan teman-teman yang bisa menyemangati Saya. Sehingga Saya
mulai merasa betah, tinggal dan mengejar cita-cita di kota tercinta ini.
Hidup
itu tidak boleh biasa-biasa saja. Hidup itu harus rock n’ roll , harus mempunyai target-target yang harus dicapai.
Membuat target juga tidak boleh terlalu mudah. Membuat target itu harus luar
biasa. Target Saya sendiri sebenarnya
kalau dikatakan gampang, ya tidak mungkin. Diakatan sulit? Tidak juga pula.
Target saya yang paling besar yakni menjadi pengusaha yang sukses. Karna saya
sadar, kedua orang tua umurnya semakin bertambah. Mereka mulai keletihan untuk
bekerja. Saya ingin membantu mereka dengan membiayai sekolah adik-adik Saya
sampai perguruan tinggi juga seperti Saya. Menurut Saya, ini adalah target Saya
yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar